Monday, October 12, 2009

Perbedaan antara Ortodoksi, Ortopathi dan Ortopraksis

ORTODOKSI

Ortodoksi berasal dari dua kata Yunani yakni orthos dan dokeo. Ortos mempunyai arti “benar” dan doxa yang berarti “kemuliaan, penghormatan, ibadah, serta pendapat”.

Orodoksi mempunyai arti sebagai suatu ajaran lurus atau ajaran yang benar tentang Allah yang dapat menimbulkan implikasi pada sebuah usaha tentang pemahaman suatu kebenaran yang nantinya akan terwujud di dalam pola tingkah laku yang menjadi pujian bagi Allah. Ortodoksi merupakan hamba dari Otropathi dan Orthopraksis.

Contoh :

Roma 10:1-3 sebagai bagian dari penegakkan ortodoksi. Roma 10:1-3 berbicara tentang “giatnya” orang-orang Yahudi dalam melaksanakan Taurat tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar terhadap Allah. Sebab mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan mereke menyimpulkan kebenarannya sendiri.

 

ORTOPATHI

Ortopathi berasal dari dua kata Yunani yakni orthos yang berarti “benar” dan pathos yang berarti “afeksi, sikap hati, dan keinginan”.

Ortopathi berarti sesuatu hal yang lurus atau benar terhadap Allah. Di dalam kitab hikmat, pengetahuan akan Allah (hikmat) hanya dimiliki oleh orang yang takut akan Allah. (Habits of Hands/ Tindakan yang benar).

Kerendahan hati adalah Orthopathi. Orthopathi dapat berarti sikap hati yang benar terhadap Allah, bisa pula berarti sikap hati yang benar terhadap sesama, juga berarti motivasi yang murni dalam pelayanan.

Contoh :

Dalam kisah Ayub terlihat bagaimana Ayub sekalipun menderita ia memiliki ortopathi terhadap Allah dan sesudah melewati berbagai pembentukan sikap melalui penderitaan, Ayub akhirnya tiba pada pengenalan yang akrab akan Allah. Iman, kasih, harap, takut, taat kepada Allah menjadi penggerak bagi arah dan kemajuan pengenalan seseorang terhadap Allah.

 

ORTOPRAKSIS

Ortopraksi berasal dari dua kata yakni Yunani orthos yang berarti “benar” dan prasis yang berarti “tindakan atau kerja”.

Ortopraksis berarti tindakan yang benar berdasarkan terang kebenaran Allah. Pembentukan pemahaman teologi yang benar tidak dapat dipisahkan dari ungkapan praktis di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam pelayanan.

Contoh :

Di dalam pola pemuridan Yesus Kristus (yang juga diikuti oleh para rasul-Nya antara lain Paulus), terlihat bahwa pendidikan teologis bersifat holistik. Petunjuk-petunjuk-Nya tentang pelayanan ialah praxis bermuatan teologis dan pengajaran-pengajaran teologis-Nya pun bermuatan praxis.

 

Baik ortodoksi, ortopathi, maupun ortopraksis ketiganya mengandung kata Yunani orthos yang berarti “benar”. Bila digabungkan dengan kata lain maka kata ini menjadi kata sifat yang menerangkan bahwa kata lain yang terkait dengan kata ini dalam posisi penilaian dianggap benar. Pemahaman teologis tentang kata “benar” di sini tidak bisa terlepas dari suatu titik tolak penilaian yang bersumber dari sumber kebenaran itu yakni Allah. “Benar” di sini bukan kebenaran filosofis dan antroposentris tetapi Kristosentris yang bertolak dari Alkitab sebagai parameternya.

No comments:

Post a Comment