Monday, October 12, 2009

Analisa Peristiwa Situ Gintung

 

Peristiwa tejadinya bencana alam jebolnya Situ Gintung, Cirendu, Tangerang Selatan diakibatkan terjadinya hujan deras yang timbul pada hari Kamis 26 Maret 2009 yang berlangsung selama 5 jam lamanya sehingga tanggul tidak dapat menampung lagi banyaknya debit air hujan tersebut. Peristiwa itu terjadi tepatnya pada hari Jumat 27 Maret 2009 sekitar pukul 05.00 dan tanggul yang terbuat dari tanah itu kembali runtuh sekitar pukul 13.00. Tanggul ini dibuat oleh Belanda pada tahun 1932-1933 yang menyebabkan hancurnya perumahan warga di Kampung Poncol dan Gintung. Dan sekitar 300 rumah yang ada rusak. Di kampung Gunung ada sekitar 2600 warga (700 keluarga) di landa oleh banjir.

 

Jebolnya tanggul Situ Gintung disebabkan karena kombinasi dari respons yang lemah. Beberapa narasumber yang dihubungi oleh kompas Jumat 27 Maret 2009 menyebutkan bahwa, beberapa waktu sebelumnya warga sudah meminta perbaikan.

“ Dua tahun lalu sudah pernah dilaprkan oleh warga yang menilai tanggul tidak dirawat.” Tetapi menurut Departemen Pekerjaan Umum menilai kondisi bagian hilir, bagian tanggul situ yang jebol tersebut masih bagus. Oleh karena itu revitilasi diarahkan ke bagian hulu lebih dahulu, yaitu tempat masuknya air dari sejumlah anak sungai Kali Pasanggrahan ke Situ Gintung.

 

Lokasi yang terkena bencana antara lain :

-          Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta

-          Perumahan Cirendeu

-          Perumahan Bukit Pratama

-          Pondok Pinang

 

Jumlah korban yang tercatat :

-          Meninggal        : 99 orang

-          Luka –Luka      : 113 orang

-          Hilang              : 100 orang

-          Rawat inap      : 2 orang

-          Pengungsi        : 450 orang

Jumlah kerugian yang ditaksir :

-          UMJ     : sekitar Rp 8 miliar

-          391 unit rumah rusak

 

Pemerintah akan kembali membangun Situ Gintung agar lebih aman bagi warga sekitar dan diharapkan selesai pada Oktober 2009. Pemerintah juga memastikan, tidak akan adanya relokasi secara besar-besaran untuk warga yang menjadi korban bencana.

 

Relokasi yang akan diberikan pemerintah kepada para korban bencana yaitu sebagai berikut :

- Rp 30.000.000 : untuk kelurga yang rumahnya hancur atau rusak berat

- Rp 15.000.000 : untuk kelurga yang rumahnya hancur atau rusak menengah

- Rp  5.000.000 : untuk kelurga yang rumahnya hancur atau rusak ringan

 

Ternyata peristiwa ini juga menyebabkan aktivitas kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat. Hal ini tidak boleh dibiarkan secara terus-menerus. Selain itu anak-anak perlu diberikan perhatian yang cukup besar. Karena cukup banyak anak-anak yang mengalami trauma pasca bencana. Mereka harus diberikan penanganan khusus seperti mendatangkan badut di posko-posko pemulihan trauma, mengajak bermain, menggambar ataupun menulis. Untuk itu dibuatlah suatu organisasi Children Trauma Healing dimana mereka-mereka ini para relawan akan memabantu pemulihan kondisi anak-anak yang trauma.

 

Pada hari Senin 6 April 2009,  pemerintah memberikan santunan kepada setiap keluarga (295 keluarga) masing-masing sebesar Rp 5.000.000 yang diambil dari pos anggaran belanja dana tak terduga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2009 dengan jumlah RP 1.475 miliar.  Santunan itu diberikan di luar dana bantuan perbaikan rumah dari pemerintah pusat.

 

Solusi dari Peristiwa Situ Gintung

 

Menurut pendapat saya, pemerintah masih kurang jeli/ memperhatikan masalah Situ Gintung ini. Sebelum bencana ini terjadi, sempat juga dilaporkan oleh warga pemukiman Situ Gintung bahwa tanggul yang sekarang ini sudah harus diperbaiki untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti jebolnya tanggul Situ Gintung yang sudah terjadi sekarang ini. Pemerintah malah mengabaikan laporan dari warga setempat dengan alasan tanggul ini masih berfungsi dengan baik./bagus.

 

Solusi yang harus dilakukan adalah pemerintah harus fokus dalam menangani pasca bencana ini dengan baik. Dengan cara :

-  segera memperbaiki tanggul yang jebol dengan sistem penataan yang baik

-  mengangakat dan membersihkan lumpur-lumpur

- meneruskan pencarian korban-korban yang masih belum dapat ditemukan

- mengadakan evakuasi

- membangun kembali rumah-rumah penduduk yang telah rusak

- menyediakan layanan kesehatan kepada korban bencana

- memperbanyak posko-posko pengungsian yang layak

- mendatangkan sukarelawan

- memperbaiki trauma yang dialami oleh para korban, terutama anak-anak

- lebih memperhatikan keluhan atau masukan dari warga, sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama

- memperhatikan daerah-daerah lain yang memungkinkan timbulnya kejadian yang sama, untuk dapat dicegah sedini mungkin dan dapat diatasi

- menjaga lingkungan alam kita dengan sebaik mungkin

 

            Pemerintah harus lebih mementingkan masalah bencana-bencana alam yang telah terjadi. Jangan hanya mementingkan masalah uang (korupsi) saja. Tetapi haruslah lebih memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya setelah musibah ini terjadi. Pemerintah harus sadar akan kelalaiannya.

No comments:

Post a Comment